Engkau Kado Terbaik dari Allah; My Ice Cream

Jumat, Maret 09, 2012


Luar biasa. Lega. Plong. Indah. Seneng. Bahagia. Entah apa lagi.
Dia memberikan izin, lebih tepatnya melangkah lebih maju untuk lebih mengenalnya dengan lebih baik. Secara 'resmi' ia memberikan lampu hijau yang selama ini aku tunggu. Sebuah jawaban yang berarti dia juga memiliki rasa yang sama. Begitu singkat. Meski dihantui kegagalan-kegalan dan sakit hati dalam kisahku sebelumnya, namun jawabannya membuatku tenang. Diawali dengan sebuah percakapan.


“Sok tau dehh, emang tw.. q ge senyum tw ndak..?” sebuah pernyataan balik saat aku bilang ‘pagi-pagi jangan cemberut, senyum dong...’

“hmm... bukannya sok tau, sebenernya justeru aku pengen tau... bukannya sok kenal kamu, Ice...tapi sungguh aku bener2 pengen mengenal kamu...”

Cukup lama aku menunggu balasan darinya. Satu-dua menit. Hingga satu jam kemudian, sesaat aku menyelesaikan salat dhuha. Ia menjawab.

“Seberapa besar pean ingin mengenal aku?”

“Sebesar keinginanku untuk kuliah. Sebesar keinginanku buat berusaha untuk masa depan yang jauh lebih baik... Aku tau sulit buat kamu percaya, tapi aku jujur. Dan aku tau kamu takut, khawatir, ragu, nggak percaya.. itu hal yang wajar..” tanpa ragu aku menjawabnya dengan pasti. Tapi aku deg-degan, justeru aku yang takut, was-was, menanti jawabannya. Tapi tak ada jawaban darinya. Aku pun pasrah. Aku ikhlas dah, apapun keputusannya.

Hingga dua jam kemudian...

“Bagiku cukup pean buktiin aja dulu seberapa sabar pean menghadapi aku, seberapa lama pean bener suka sama aku. Buktikan dulu berapa lama pean bisa sabar nunggu aku... Kalau memang pean baik atau aku baik buat pean, pasti jawaban yang pean butuhkan bisa terjawab nantinya...”

Subhanallah... Perfect!!! Sebuah jawaban yang memang kudamba-dambakan terucap dari gadis yang kupilih. sebelumnya, sejak pertama kali aku mengenalnya, aku sudah meminta 'izin' pada ALLAH, dan DIA Ar-Rahim, memberikan izin yang membuatku yakin untuk memilihnya. Dan terbukti, Ice menjadi orang pertama yang menjawab sesuai yang kuharapkan. Subhanallah. Yah, seperti lagu Naff; 'akhirnya aku menemukanmu"... kau hidupkan lagi semangatku untuk berjuang demi masa depan.. karena kau adalah masa depanku... aku berdo’a pada Allah, semoga dirinya memang bagian dari masa depanku... Satukan kami Ya Allah...dengan rahmat dan ridhoMU..dalam naungan cintaMU...

“Apakah ini berarti izin dari kamu... untuk mengenal dirimu lebih baik??”

Ia tersenyum. Lalu...

“Iya, pean boleh kok mengenal aku... “....

Tepat di hari terakhir dari bulan istimewa di tahun kabisat tahun ini. Menjadi satu hari yang istimewa juga. Sebagian semangatku yang sempat memudar, kini mulai tumbuh dan berwarna lagi. Hukum cinta yang kedua, Cinta adalah Kekuatan. Yah, cinta memang mampu menghadirkan kekuatan luar biasa. Walaupun pada kenyataannya, tetap saja aku harus menunggu beberapa saat untuk memeberikan dirinya kesempatan meraih Impiannya. Mungkin 2 atau tiga tahun ke depan... yang, jelas, Aku merasakan satu dorongan positif lagi. yah...cinta memang selalu mampu menghadirkan kekuatan. Subhanallah..

Beberapa kali aku jatuh. Seperti saat kepergian almarhum ayahanda. Sebagian semangatku yang beliau hadirkan dalam setiap do’a tulusnya, hilang bersama kepergiannya. Beberapa saat aku terpuruk. Dan tak ada satupun orang yang tahu, bahwa sesungguhnya aku menangis sangat lama. Namun aku pendam agar beliau berangkat dengan tenang, agar keluarga pun tak merasa khawatir dengan penghidupan. Namun jelas aku kehilangan, sangat kehilangan.

Dan sekali lagi. Sekali lagi Allah membangkitkanku dengan caraNYA yang teramat sangat indah. Allah hadirkan dirinya, yang menyadarkanku, bahwa aku masih punya masa depan untuk diperjuangkan. Aku punya impian yang masih harus diupayakan. Aku masih punya keluarga untuk dilindungi. Dan aku masih memiliki dirinya; si Es Krim. Gadis sedingin es tapi aku tahu dia manis dan lembut hatinya. Walaupun, memang masa depan tak ada yang tahu. Aku mohon pada Ar-Rahman, bahwa ia adalah masa depanku. Bismillah, aku memilihmu Ice... Senyummu, menguatkanku...

[Aku berlindung dari manis-indahnya cinta yang menjerumuskan dalam lembah dosa. Aku memohon agar Ar-Rahman berkenan menyatukan kami dengan rahmat dan rdhoNYA dalam nanungan CintaNYA]

Word of The Day; “Aku memilih, toh Allah jua yang memberikan izin.”

1 komentar:

Nyta Pratiwi mengatakan...

bagus critanyaa, aku sukaa. :)
hehe.