07 December 1988 - 07 December 2008
HUp... tak terasa atau mungkin tak pernah aku rasakan...Usia terus berkurang. Tapi amalan Ibadah tak kunjung bertambah kualitasnya. Ilmu juga hanya sekedarnya saja. Tapi kenapa aku masih enggan untuk bangkit... memperbaiki diri...Meningkatkan kualitas ilmu..bangkit....dan bangkit..
Padahal Usia tak pernah kembali lagi. Yang pergi akan terus pergi. yang hilang tanpa pernah dikendalikan, akan mengendalikan kita. Umur akan mengejar kita...Padahal Usia adalah amanah besar dari Allah SWT. Surat al-Ashr, al-Qiyamah, an-Naba', adh-Dhuha, al-Fajr dan masih banyak yang lainnya mengingatkan kita akan waktu. Sekali lagi ini adalah amanah...
Dan diusia yang bilangannya bertambah, tapi kuantitas terus berkurang ini,Allah SWT masih memberikan Kesempatan untukku. Walau aku adalah hamba yang sering kali lalai. Walau Terlampau banyak aku bermaksiat padaNYA. ALlah...Allah,,,,Allahummah dini Shirathal Mustaqi,,,m. Tunjukkan jalan yang lurus...Jalan Ridha-Mu. Tunjukkanlah yang benar itu benar,dan berikanlah kami kekuatan untuk melaksanakan dan membelanya.
Dan tunjukkan yang salah itu salah, serta berilah kami kemampuan untuk merubah dan menjauhinya. Jangan pernah Engkau jauhkan TAUFIQ, HIDAYAH mu dari jiwa hamba....
Sekali kali aku coba untuk bercermin lebih lama. Memperhatikan dengan seksama apa yang terjadi pada kita. Kita tentu akan menjumpai banyak hal. Kumis dan jenggot yang dua tahun lalu tak pernah ada, kini dengan setia menghiasi wajah kita. Jerawat juga ada, yang sepuluh tahun yang lalu tak ada. jika kita bercermin lebih sering dan lebih lama lagi, entah berapa tahun kedepan, akan kita dapati rambut mulai menipis, kulit mulaimengendur, tubuh yang mulai tambun, pipi tembam dan masih banyak lagi. Pendek kata,telah banyak yang berubah dari kita. Perhatikan juga orang di sekitar, niscaya akan kita temui hal yang sama.
Ada bayi yang baru lahir, sahabat yang kini tinggal nama,kawan seasrama yang baru pindah, atau pendatang baru yang datang .
Sekarang kita arahkan pandangan kita ke lingkungan. Dari lingkungan asrama, kos, kampus, kantor, masjid, kampung, kota, hingga negara dan bahkan dunia. Niscaya perubhan itu akan kita dapati dimana-mana. Persawahan menjadi Perumahan atau pabrik,kebun jadi villa dan hotel,atau danau menjadi perhotelan dan apartemen.
Seperti kata orang bijak:"Perubahan itu memang sesuatu yang niscaya. Satu-satunya yang tetap di dunia ini adalah Perubahan itu sendiri. Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita harus berhadapan dengan perubahan itu. Jika kita siap dan cerdas menyikapi perubahan, niscaya kesuksesan akan dapat diraih.Tapi jika sebaliknya, kita tidak siap, maka pasti akan khawatir, takut, dan kemudian akan terbentur dan terpukul oleh perubahan.
Umat sudah berubah, Dunia berubah, Iklim berubah, Politik berubah, Ekonomi Berubah,,, semua berubah. Kini perubahan ke arah global gencar di gaungkan, bergerak dengan cepat di depan kita.Amerika yang super power dan digdaya, hancur digilas krisis dan resesi Ekonomi yang mereka ciptakan dari keserakahan mereka sendiri. Harga minyak yang enam bulan lalu begitu tinggi menjulang, membuat negara pengekspor minyak mengeruk keuntungan, kini bahkan tidak berani dengan leluasa menjual minyaknya. Harga minyak jatuh 50% karena rendahnya permintaan.
Pertanyaannya, Bagaimana menyikapi semua perubahan itu dengan cerdas? Jawabannya adalah pandai-pandailah mengambil i'tibar. Menemukan esensi kehidupan sebagai hasil adari proses muhasabah dalam semangat Ibadah kepada Allah SWT. I'tibar pertama yang kita temukan adalah perubahan itu adalah karena kuasa Allah. Kesuksesan, kejayaan, keberhasilan, kehancuran, kegagalan, kebinasaan adalah sunnatullah yang pasti akan terjadi. Siapa yang hidup berpegang teguh akan ajaran-NYA, hidup dalam pola sunnah yang ditetapkannya, cepat atau lambat pasti akan menemukan kejayaannya. sebaliknya jika melanggar dan mengabaikan bahkan menentang ketetapan-NYA, baik secara perlahan atau tiba-tiba, akan hancur lebur. Padahal perubahan itu cenderung mengarah ke arah kejahiliyyaan dan kesesatan.
"...dan demikianlah hari2 (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)...." [Q.S. Ali Imran (3):141]
I'tibar kedua, Allah tidak akan merubah dan mencabut nikmat-NYA, sampai kita sendiri yang mengubahnya dengan pola hidup penuh kesyirikan, kebathilan, kemunafikan, dan jauh dari ajaran Islam. Nikmat sehat akan dicabut lantaran kesehatan digunakan untuk maksiat kpada Allah, minum alkohol, begadang tanpa arti (kongkow, disko, dugem dll, makan tanpa batas, dll. Nikmat bahagia akan hilang, karena lalainya kita bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan kepada kita. kita lebih dekat dari kesesatan dari pada berusaha mendekati Agama ALLAh...
Pilihan ada pada kita. Tetap teguh di jalan-Nya, sehingga nikmat itu akan senantiasa bersama kita dan bertambah karena keberkahannya hingga hari akhir kelak. atau hidu mencong kanan- mencong kiri menjauh dan semakin jauh dari ajaranNYa. maka Allah tak akan segan mencabut nikmat-Nya bahkan melontarkan Adzab pedih-NYa. Fa'tabaru Ya Ulil Abshar la'allakum turhamun. Panadai-pandailah bersyukur dan mengambil pelajaran Wahai orang-orang yang mempunyai visi agar kalian mendapat rahmat.
hamba yang lemah tanpa Taufiq-MU
0 komentar:
Posting Komentar