Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuhu
kata kita:
Hidup adalah perjuangan.
Dalam perjuangan ada impian.
Untuk impian selalu dibutuhkan ketabahan dan kesabaran.
Dalam kesabaran penuh dengan pengorbanan...
Dan sering kali kita harus
mengorbankan apa yang sangat kita impikan.
mengorbankan apa yang kita cintai...
mengorbankan segala yang berharga...
Itulah pengorbanan,
meski identik dengan kepahitan
Selalu ada hikmah yang tersimpan.
Nilai2 Mulia itu takkan ada habisnya...
Jika semua hanya karena ALLAH Ta'ala...
1429, Dzulhijjah... mengisyaratkan bulan akhir dari kalender hijriah edisi 1429 H. Pada bulan inilah dilaksanakan ibadah yang berlangsung selama beribu-ribu tahun sejak zaman nabi Ibrahim as. Ibadah haji bagi saudara kita yang diberikian kesempatan melaksanakannya. tapi bukan itu yang ada dalam benak asaya skrg ini, karena "belum pernah berhaji"
Berkurban... entah berapa ribu hewan kurban yang disembelih tiap tahunnya. Entah berapa yang telah melaksanakannya. hitung-hitungan dari lembaga2 zakat maupun dati depa Ri, belum bisa menjamin jumlah pastinya. Meskipun dalam masa "resesi ekonomi" yang berdampak pada dunia, maupun di Indonesia. Toh minat untuk berkurban tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Dari fakta mengagumkan di atas, kita bisa sedikit menganalisa. Dengan cara yang amat sederhana. yakni berkenaan dengan nilai dari kurban itu sendiri... Ibadah agung guna mendekatkan diri kepada Allah Swt tsb, seakan hilang setelah hari tasyrik (13, 14, 15 Dzyulhijjah) dalam penghabisan. Toh keadaan umat tetap dalam kejahiliyaan modern. Masyarakat masih tetap hidup jauh dari nilai suci agama Islam. Termasuk kita sbg mahasiswa muslim, dari Universitras Islam, dan bahkan dari Prodi Hukum Islam (Syari'ah. Padahal ibadah telah kita lalui. Kurban yang telah dilaksanakan hilang nilai2nya.
Seorang mahasiswa jika ingin mendapatkan nilai yang memuaskan, perlu "berkurban" waktu, pikiran, tenaga, harta dan jiwanya. Caleg harus berkurban jika ingin duduk di senayan. untuk menjadi pengusaha sukses juga berkurban dengan segalanya. dan kalw boleh dimasukkan, cinta diperoleh dg berkurban.
Nilai2 murni dari kurban itulah yang seharusnya bisa kita cari. Nilai ajaran murni yang diajarkan nabiyullah Ibrahim as hingga Rasulullah Saw. mari kita perbaiki ibadah kurban yang mapu menghadirkan semua itu.
Nabi Ibrahim as. berani untuk mengurbankan anaknya Isma'il as yang tidak lain adalah anak yang didamba selama 80 tahun. Dengan Ikhlas, tanpa ada keraguan, melaksanakan perintah ALLAH. Walaupun itu adalah sesuatu yang teramat dicintainya. Rasulullah berkurban dengan harta, jiwa, pikirannya, semuanya untuk Allah dan AjaranNYA. demikian juga para sahabat, tabi'in... dan bahkan para pejuang Bangsa INi...
Mulai menata niat...Ikhlas, murni, semata2 hanya karena ALLAH. jagn pernah dicampuri dengan niat lain. mungkin dengan niat yang dibawa dari Instansi yang berkurban, sbg sarana promosi misalnya..hingga kurban yang mampu mendidik umat untuk semakin sadar akan Islamnya.
Jadi dari nilai kurban yang identik hanya bagi2 daging hewan, menjadi nilai murni ajaran Ikhlas taqarrub Ilallah... Kasihan Umat yang semakin jauh dari ajaran Islam.
Wallahu a'lam...
Berkurban... entah berapa ribu hewan kurban yang disembelih tiap tahunnya. Entah berapa yang telah melaksanakannya. hitung-hitungan dari lembaga2 zakat maupun dati depa Ri, belum bisa menjamin jumlah pastinya. Meskipun dalam masa "resesi ekonomi" yang berdampak pada dunia, maupun di Indonesia. Toh minat untuk berkurban tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Dari fakta mengagumkan di atas, kita bisa sedikit menganalisa. Dengan cara yang amat sederhana. yakni berkenaan dengan nilai dari kurban itu sendiri... Ibadah agung guna mendekatkan diri kepada Allah Swt tsb, seakan hilang setelah hari tasyrik (13, 14, 15 Dzyulhijjah) dalam penghabisan. Toh keadaan umat tetap dalam kejahiliyaan modern. Masyarakat masih tetap hidup jauh dari nilai suci agama Islam. Termasuk kita sbg mahasiswa muslim, dari Universitras Islam, dan bahkan dari Prodi Hukum Islam (Syari'ah. Padahal ibadah telah kita lalui. Kurban yang telah dilaksanakan hilang nilai2nya.
Seorang mahasiswa jika ingin mendapatkan nilai yang memuaskan, perlu "berkurban" waktu, pikiran, tenaga, harta dan jiwanya. Caleg harus berkurban jika ingin duduk di senayan. untuk menjadi pengusaha sukses juga berkurban dengan segalanya. dan kalw boleh dimasukkan, cinta diperoleh dg berkurban.
Nilai2 murni dari kurban itulah yang seharusnya bisa kita cari. Nilai ajaran murni yang diajarkan nabiyullah Ibrahim as hingga Rasulullah Saw. mari kita perbaiki ibadah kurban yang mapu menghadirkan semua itu.
Nabi Ibrahim as. berani untuk mengurbankan anaknya Isma'il as yang tidak lain adalah anak yang didamba selama 80 tahun. Dengan Ikhlas, tanpa ada keraguan, melaksanakan perintah ALLAH. Walaupun itu adalah sesuatu yang teramat dicintainya. Rasulullah berkurban dengan harta, jiwa, pikirannya, semuanya untuk Allah dan AjaranNYA. demikian juga para sahabat, tabi'in... dan bahkan para pejuang Bangsa INi...
Mulai menata niat...Ikhlas, murni, semata2 hanya karena ALLAH. jagn pernah dicampuri dengan niat lain. mungkin dengan niat yang dibawa dari Instansi yang berkurban, sbg sarana promosi misalnya..hingga kurban yang mampu mendidik umat untuk semakin sadar akan Islamnya.
Jadi dari nilai kurban yang identik hanya bagi2 daging hewan, menjadi nilai murni ajaran Ikhlas taqarrub Ilallah... Kasihan Umat yang semakin jauh dari ajaran Islam.
Wallahu a'lam...
Berani HIdup, Tak Takut Mati
Takut Mati, Jangan Hidup.
Takut Hidup, MAti Saja...
Mari Meraihnya....
Allahu Akbar...
Allahu Akbar....
:)
0 komentar:
Posting Komentar