kudapati diriku dalam
lumpur menjijikkan
meronta mencari tempat
untuk sekedar bersembunyi
dari setiap kenyataan
aku pengecut...
tanpa sedikitpun ilmu...
hampa dalam keterpurukan...
tanpa kesadaran...
Hingga Kau Yang Maha Sempurna
kirimkan pada setitik
hidupku berbaju hijau daun
walau hanya berbilang hari...
akhirnya kau tampilkan
dia yang penuh senyuman
dia yang berbalut pesona
dia indah, penuh keindahan,
dan menghadirkan
sekelebat keindahan
perasaan menjulang,
merubah perputaran waktu hidupku
memacu semangat untuk maju
aku bangkit untuk itu
menghadapi masa depanku
karena....
tumbuh cinta di hatiku
sampai kegersangan hatiku
menghijau daun, menghampar kesejukan
menempati setiap pori-pori
ha..ha..
ini terasa begitu indah, Nisa...
hingga aku kehabisan kata2
hingga aku tak pernah berani menatapmu
hingga saat itu...
saat kau menghapus sejarah asaku
saat kau sadarkan aku
semua cinta, asa dan harapan
kuletakkan tepat di atasku
agar aku selalu bisa mengingatmu
meski kau tak akan mengingatku
agar aku dapat membahagiakanmu
meski tak akan sempurna bagimu
agar aku dapat menjadi
satu orang di hatimu
yang akan selalu menjagamu
meski diriku tak ada di hatimu
agar sejarah indah berjumpa denganmu
terpatri dan terukir kokoh dihatiku
meski aku bukan bagian
dari sejarah di hidupmu
tapi...ahhh...
aku lupa pijakan kakiku, Nisa
terlampau jauh aku memandang langit
yang ternyata lebih jauh dari yang kukira
bekal untuk perjalananku
menuju bidadari di lapisan tujuh bintang
pasti tak akan cukup
bercermin pada aliran waktu
ternyata aliran keindahan, dari
perasaan yang terus kujaga
hanyalah bagian indah, dari
setiap manisnya harapan
aliran waktu,
membawaku ke tahun ketujuh
dari rindangnya hijau daun
yang datang bersama hadirmu
aku bangun dari sebuah ayunan
gumpalan ombak keindahan
Hijau daun dengan kesejukkannya
telah raib bersama kesadaranku
atas harapan indah bersamamu
ternyata ini hanya bisa
menjadi kenangan dan harapan
Seperti harapan seorang "Lintang"
yang berbenturan kenyataan
Hijau daun...
semakin layu bersamaan
dengan Global Warming
di birunya dunia
pastinya aku terpinggirkan
Bagiku...
ini bukan sebuah lukisan
ini sebuah ukiran...
yang takkan terhapus
bagiku...
ini bukan kabut kelam
yang bercadar gulita malam
ini sebuah fajar harapan
untuk kupasung di masa depan
sampai ketetapan Allah Azza Wa Jalla
datang...membuka semua mata...
aku tak pernah tahu...
apakah semua yang terjadi
adalah penuh kesia-siaan?
apakah semua yang berlalu
hanya menempati ruang kehampaan?
yang kutahu...
Aku berusaha memberikan yang terbaik
dari yang terbaik yang kumiliki
sekarang...
biarlah dirimu dalam waktu
yang mengiringi langkahmu
yang akan menjawabnya,
selagi Sang Pencipta
akan menggoreskan ketetapan-NYA
Sekrang...
biarlah dirimu
merentangkan sayap-sayap
untuk masa depan
menjadi sebaik-baik perhiasan dunia:
"Wanita Shalihah"
Untuk Orang tuamu...
dan juga untuk seseorang di hidupmu
kelak...
biarlah aku
Disini...
di sisi dunia yang lain
menempa diri...
berbekal semangat
yang terus berkobar...
laksana pejuang Palestina
menjaga harapan
dan senyum indahmu
agar tak padam dalam diriku...
biarlah kelebat senyummu
yang mengiringi langkah pahitku
biarlah sabar...
usaha...
do'a...
tak pernah kering
biarlah...
hijau daun
yang menjaga kelestarian dunia
memberikan kesejukan
bagi setiap jiwa
terutama untukmu...
Biarlah dunia tetap hijau
dengan iman...
dengan islam...
dengan ihsan...
dengan cinta...
:D
agar selalu ada harapan menjulang...
agar senyuman tetap terkembang...
by: Mohammad Qaaf van tovich
27 jan 09 16.12
Apakah Aku Hijau Daun
Diposting oleh van Tovich di 07.35 0 komentar
Label: Getaran Nurani
Cinta Sang Pencipta
Setapak terlangkah,
menjejaki bumi
Mengarungi arus kehidupan
yang penuh misteri
Kutatap langit
yang masih setia memayungi
Dan gunung-gunung
yang masih menguati
Dan...
Aku masih di sini
Terkadang lesu,
namun coba bertahan
Dengan Kekuatan-NYA,
kutegas berjalan
Karena Kuasa-NYA,
aku mampu berlari
Mengejar impian yang tertunda
Karena hampir tenggelam,
dalam luapan masalah
Kusedih, Kubahagia
Ujian akan tetap ada
Cinta Sang Pencipta,
selalu memberi asa
menitip ilmu
pada seluruh ciptaan-NYA
Terlirik pohon hijau,
yang terus memberi semangat
Bersama air mengalir,
mengajarkan hidup optimis
Kesetia kawanan,
semu untuk berbagi
Dan kegigihan elang,
untuk mencari makan
di perut bumi
Inilah cipta tiada sia
Adalah karena IA Maha Tahu
Tak perlu sesal yang terjadi
Hanya perlu mengoreksi diri
Tetap tegar kaki berdiri
Setipa sabar dan do'a di hati
Adalah kekuatan
untuk bangkit kembali
by: Irdawati Daming
Diposting oleh van Tovich di 07.36 0 komentar
Label: Getaran Nurani